Wuku Marakeh: Wejangan Sang Dewa Pesona tentang Bahaya Terlena oleh Pujian dan Kemewahan

Ilustrasi Bethara Surenggana yang memikat, dewa pelindung Wuku Marakeh yang melambangkan pesona dan kerapuhan hati.

 

Pesona Duniawi yang Memikat Sekaligus Menipu

Angger, anakku…

Dalam perjalanan kita menelusuri 30 “iklim jiwa” pada siklus pawukon jawa, kita tiba di gerbang kedelapan belas. Ini adalah sebuah wilayah yang penuh dengan kilau, pesona, dan godaan duniawi: Wuku Marakeh. Wuku ini dinaungi oleh Bethara Surenggana, sang dewa yang paling tampan, paling cerdas, namun juga paling rapuh hatinya.

Energi wuku ini adalah energi daya pikat, ketertarikan pada kemewahan, dan kecerdasan sosial. Namun, di balik semua kilaunya, tersimpan ujian berupa kerapuhan hati dan aral (rintangan) “dianiaya” akibat rasa iri. Ini adalah wejangan lengkap tentang wuku marakeh artinya dan bagaimana ia mempengaruhi sifat hari lahir menurut primbon jawa.

 Mengenal Bethara Surenggana, Sang Dewa yang Rapuh Hatinya

Untuk memahami jiwa Wuku Marakeh, kita harus mengenal dewa pelindungnya. Bethara Surenggana adalah sosok dewa yang dikenal cerdas, tampan, dan memiliki aura memikat. Beliau sering digambarkan sebagai pembawa pesona dan kesenangan duniawi, mirip dengan para Gandharwa atau bidadara kahyangan. Namun, di sisi lain, beliau juga mudah terpengaruh oleh bujukan dan rapuh hatinya. Beliau melambangkan kecenderungan untuk mengikuti hawa nafsu jika tidak dibatasi dengan keteguhan hati. Energi inilah yang mengalir pada insan Marakeh: mereka dianugerahi pesona dan kecerdasan untuk meraih kesuksesan duniawi, namun juga membawa kerentanan untuk jatuh karena pujian dan godaan kemewahan.

Mengupas Tuntas Watak Kelahiran Wuku Marakeh

Sistem hitungan wuku dan wewaran dan wuku melukiskan potret insan Marakeh melalui simbol-simbol yang sangat unik dan penuh dualitas:

Pohon Trengguli: Pesona yang Kurang Berdaya Juang

Pohon Trengguli (Golden Shower Tree) berpenampilan menarik dan menyenangkan, namun kayunya tidak terlalu kuat. Ini melambangkan pribadi Marakeh: mereka sangat memikat di permukaan, namun seringkali kurang bisa diandalkan untuk tugas berat atau perjalanan jauh. Daya juang mereka kurang dan mereka lebih sering memilih zona nyaman daripada menghadapi kesulitan.

Simbol-simbol Wuku Marakeh: Gedhong Disunggi, Pohon Trengguli, dan Brana Sempal, yang melambangkan watak kelahiran.

Umbul-umbul Terbalik: Niat Baik yang Sering Disalahpahami

Ini adalah simbol ketidaksesuaian antara niat dan tindakan. Insan Marakeh sering kali memiliki niat baik, namun cara menyampaikannya atau tindakannya justru ditangkap berbeda (terbalik) oleh orang lain, seringkali dianggap pamer atau tidak tulus. Sifatnya juga bisa tidak stabil dan suka melakukan hal-hal yang bertentangan dengan arus umum.

Gedhong Disunggi: Kebanggaan atas Pencapaian

Disunggi berarti dibawa di atas kepala, dipamerkan. Ini melambangkan watak yang cenderung bangga dengan pencapaiannya. Mereka suka menunjukkan apa yang dimiliki, bukan semata-mata karena sombong, tapi lebih karena ingin diakui dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya.

Marakeh Damar Agung Marapit & Brana Sempal: Cahaya di Tengah Kerapuhan

Di sinilah letak anugerahnya. Damar Agung Marapit menunjukkan mereka memiliki daya ingat yang tajam dan kuat, sebuah pelita yang terang. Sementara Brana Sempal (Perhiasan yang Retak) menggambarkan sifat yang tetap berharga dan bersinar meskipun sering mengalami tantangan, kesulitan, atau “retak” dalam hidupnya.

Dharma Karir & Aliran Rezeki Sang Pesolek

Dengan watak yang memikat dan cerdas secara sosial, insan Marakeh akan menemukan “pintu rezeki”-nya terbuka lebar saat menjalani Dharma Sang Pencipta (di bidang hiburan dan gaya hidup) dan Dharma Sang Panglima (di bidang yang membutuhkan pesona sosial).

Mereka akan sangat bersinar sebagai: artis, selebriti, social media influencer, pembawa acara (MC), brand ambassador, model, atau politisi yang mengandalkan daya pikatnya. Mereka juga cocok di bidang penjualan barang-barang mewah atau industri perhotelan. Rezeki mereka mengalir deras saat mereka menjadi pusat perhatian dan dihargai karena penampilannya.

Asmara Sang Bintang Panggung

Dalam hitungan jawa orang menikah, watak Marakeh yang suka menjadi pusat perhatian dan rapuh hatinya membutuhkan pasangan yang sangat spesifik. Mereka mendambakan pasangan yang bisa menjadi “penggemar nomor satu” mereka, yang tidak pernah lelah memberi pujian dan validasi. Namun, mereka juga membutuhkan pasangan yang sangat dewasa dan tidak pencemburu, yang bisa memahami bahwa pesona insan Marakeh akan selalu menarik perhatian orang lain. Hubungan mereka rentan terhadap konflik yang disebabkan oleh kesalahpahaman dan kecemburuan.

Aral & Laku Spiritual – Ujian dari Rasa Iri

Aral (Hambatan): “Dianiaya”

Rintangan terbesar mereka adalah mengalami penganiayaan secara fisik atau batin. Mengapa? Karena pesona dan kesuksesan duniawi mereka yang seringkali ditonjolkan (Gedhong Disunggi) sangat mudah memancing rasa iri dan cemburu dari orang lain, yang kemudian bisa berujung pada fitnah atau tindakan yang merugikan.

Laku Spiritual & Sedekah:

Untuk membentengi diri dari energi iri tersebut, sedekah yang dianjurkan adalah Nasi Gurih dengan lauk ikan di lembaran dan sayuran lima macam. Nasi gurih dan lauk yang lengkap adalah simbol dari kemakmuran yang dibagikan, bukan hanya dinikmati sendiri. Doa yang dipanjatkan adalah Doa Tulak Bilahi, memohon perlindungan dari segala marabahaya.

Hari Baik dan Larangan dalam Naungan Sang Dewa Pesona

Dalam Wuku Marakeh, energinya sangat mendukung untuk hal-hal yang bersifat membangun dan menumbuhkan. Ini adalah hari baik untuk menanam padi, memperbaiki rumah, dan membuat pekarangan.

Namun, ini bukan hari baik untuk bekerja sambilan, berkasih-kasihan (memulai hubungan asmara yang serius karena rawan godaan), atau berpindah tempat, karena energinya yang cenderung menetap dan menikmati kenyamanan.

7 Wajah Sang Marakeh – Perpaduan dengan Weton

Tentu saja, cara mengetahui wuku kelahiran dan dampaknya menjadi lengkap saat dipadukan dengan weton. Gunakan fitur cek weton untuk menemukan kombinasi spesifik Anda. Berikut adalah 7 “wajah” berbeda dari Wuku Marakeh:

  • Weton Minggu Legi
  • Weton Senin Pahing
  • Weton Selasa Pon
  • Weton Rabu Wage
  • Weton Kamis Kliwon
  • Weton Jumat Legi
  • Weton Sabtu Pahing

Pesona sebagai Amanah, Bukan Kesombongan

Angger, anakku…

Wuku Marakeh adalah wejangan tentang kilau duniawi. Ia mengajarkan bahwa kecerdasan, pesona, dan kemampuan untuk menarik perhatian adalah anugerah besar. Namun, setiap anugerah adalah amanah. Menjadi insan Marakeh sejati berarti belajar menggunakan pesonanya bukan untuk kesombongan, tapi untuk menebar kegembiraan. Menggunakan kecerdasannya bukan untuk menipu, tapi untuk menerangi. Dan menggunakan hartanya bukan untuk dipamerkan, tapi untuk dibagikan.

Pahami Watak dan Peta Diri Anda Lebih Dalam

Ketahui secara pasti Wuku yang menaungi Anda dan bagaimana ia berinteraksi dengan Weton Anda untuk membentuk sebuah Peta Diri yang utuh.

> CEK WETON & WUKU ANDA DI SINI <

Tentang Penulis

Wejangan ini disajikan melalui spirit Ky Tutur, pemandu bijaksana di KaweruhJawa.com. Beliau mendedikasikan diri untuk menerjemahkan kembali kearifan luhur Jawa agar dapat menjadi kompas hidup yang relevan bagi generasi modern. Pelajari lebih lanjut tentang filosofi kami.

 

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *