Gerbang Kebijaksanaan dan Rintangan
Angger, anakku…
Dalam perjalanan kita menelusuri 30 “iklim jiwa” pada siklus pawukon jawa, kita tiba di gerbang kesepuluh yang dijaga oleh sosok yang sangat dihormati: Wuku Sungsang. Wuku ini dinaungi oleh Sang Pelindung Ilmu Pengetahuan, Sang Penyingkir Segala Rintangan, yaitu Bethara Gana (Ganesha).
Energi Wuku Sungsang adalah energi kebijaksanaan, kesabaran, dan kekuatan intelektual. Namun, di balik citranya yang agung, tersimpan sebuah dualitas yang sangat menarik: watak yang suka menolong namun juga menyimpan ambisi, dan sebuah “aral” atau rintangan berupa “Terkena Besi”. Apa sebenarnya wuku sungsang artinya? Dan bagaimana sifat hari lahir menurut primbon jawa ini membentuk jalan hidup seseorang? Mari kita bedah bersama.
Memahami Bethara Gana, Sang Panglima Gerbang Pengetahuan
Untuk mengerti jiwa Wuku Sungsang, kita harus mengenal dewa pelindungnya. Bethara Gana, putra Bethara Guru dan Dewi Uma, dikenal dengan wujud berkepala gajah. Ini bukanlah sekadar wujud fisik, melainkan simbol keistimewaan dan kekuatan pikiran yang luar biasa. Meskipun tampak besar dan lamban, Beliau memiliki akal cemerlang, daya ingat kuat, dan ketajaman batin.
Dalam kosmologi Jawa, Bethara Gana adalah panglima yang menjaga gerbang ilmu pengetahuan. Ia adalah lambang bahwa untuk mencapai kearifan sejati, seseorang harus memiliki kesetiaan, kesabaran, dan kemauan untuk menolong sesama. Namun, seperti gajah yang tenang namun bisa mengamuk dahsyat jika diganggu, insan Sungsang pun demikian. Di balik ketenangannya, tersimpan kekuatan amarah yang besar jika prinsip atau orang yang dilindunginya dilukai.
Mengupas Tuntas Watak Kelahiran Wuku Sungsang

Sistem hitungan wuku dan wewaran dan wuku melukiskan potret insan Sungsang melalui tiga simbol utama yang menggambarkan dualitas batin mereka:
Pohon Tangan: Naluri Melindungi yang Magis
Pohon Tangan melambangkan watak yang memiliki naluri sangat kuat untuk melindungi dan membantu. Mereka adalah “pohon” tempat orang lain bernaung. Insan Sungsang adalah sosok yang tangguh secara spiritual dan seringkali memiliki aura “magis” atau karisma yang sulit dijelaskan secara logika, membuat orang lain merasa aman di dekatnya.
Burung Nori: Pesona Indah, Ambisi Tersembunyi
Di sinilah letak dualitasnya. Burung Nori mencerminkan pribadi yang dari luar terlihat sangat baik, mudah bergaul, dan suka memberi. Namun, di dalam hatinya, ia menyimpan ambisi dan terkadang ketamakan yang tersembunyi. Ini bukan berarti mereka jahat, Angger. Ini adalah pertanda bahwa mereka memiliki keinginan kuat untuk sukses dan diakui, namun terkadang cara mereka menunjukkannya kurang selaras dengan penampilan luarnya yang dermawan.
Sungsang Mega Mendhung: Badai di dalam Batin
Simbol ini melambangkan seseorang yang mudah terombang-ambing oleh suasana batin dan pikirannya sendiri. Di luar ia mungkin tampak tenang seperti Bethara Gana yang duduk diam, namun di dalam, pikirannya seringkali berkecamuk seperti “mega mendung” yang siap menjadi badai. Mereka perlu belajar secara sadar untuk menenangkan diri, mengurai pikiran, dan tidak mudah terbawa angin keraguan atau emosi.
Aral “Terkena Besi” dan Laku Spiritualnya
Aral (Hambatan): Waspada pada yang Tajam
Rintangan utama insan Sungsang adalah “Terkena Besi”. Ini adalah peringatan agar mereka lebih waspada terhadap hal-hal yang tajam, baik secara fisik maupun emosional. Secara fisik, ini bisa berarti kehati-hatian dalam menggunakan alat-alat tajam. Secara filosofis, “besi tajam” adalah metafora untuk kata-kata yang menyakitkan, fitnah, dan pengkhianatan. Karena wataknya yang suka menolong dan tampak tenang, mereka terkadang menjadi sasaran empuk bagi orang yang bermulut tajam.
Laku Spiritual & Sedekah:
Untuk menolak bala “besi tajam” ini, sedekah yang dianjurkan sangat lengkap: Nasi dang-dangan dengan lauk ayam dan bebek yang dimasak bebas, serta urap dari sembilan macam dedaunan. Kelengkapan lauk ini adalah simbol permohonan perlindungan yang menyeluruh. Doa yang dipanjatkan adalah Slamet Kabul, memohon agar semua niat baiknya terwujud dan dilindungi dari segala marabahaya.
Hari Baik dan Larangan dalam Naungan Bethara Gana
Memahami arti wuku jawa juga berarti mengetahui kapan energi alam semesta sedang selaras dengan kita. Selama 7 hari siklus Wuku Sungsang, energi alam sangat mendukung untuk:
- Mencari nafkah dan merintis usaha.
- Pindah tempat atau tempat tinggal.
- Menanam atau bertani.
Energi “penyingkir rintangan” dari Bethara Gana membuat ini adalah waktu yang tepat untuk memulai sesuatu yang baru dan membangun fondasi. Namun, ini bukan hari baik untuk memanjat atau menebang kayu (simbol dari tindakan merusak yang tidak perlu) atau bersenang-senang tanpa tujuan jelas.
7 Wajah Sang Sungsang – Perpaduan dengan Weton
Tentu saja, cara mengetahui wuku kelahiran dan dampaknya menjadi lengkap saat dipadukan dengan weton. Gunakan fitur cek weton untuk menemukan kombinasi spesifik Anda. Berikut adalah 7 “wajah” berbeda dari Wuku Sungsang:
- Weton Minggu Kliwon
- Weton Senin Legi
- Weton Selasa Pahing
- Weton Rabu Pon
- Weton Kamis Wage
- Weton Jumat Kliwon
- Weton Sabtu Legi
Setiap kombinasi ini unik. Kelahiran Minggu Kliwon dalam naungan Sungsang, misalnya, akan memiliki kebijaksanaan Gana yang dipadukan dengan aura spiritual dan kepemimpinan alami dari Minggu Kliwon, menciptakan sosok penasihat spiritual yang sangat kuat.
Menjadi Ganesha bagi Diri Sendiri
Angger, Wuku Sungsang adalah wejangan tentang kebijaksanaan yang melindungi. Ia mengajarkan bahwa kekuatan terbesar bukanlah kekuatan fisik, melainkan kekuatan pikiran, kesabaran, dan kemampuan untuk menyingkirkan rintangan, baik di luar maupun di dalam diri.
Menjadi insan Sungsang sejati berarti belajar menjadi “Ganesha” bagi kehidupannya sendiri: menggunakan kecerdasan untuk membuka jalan, menggunakan kesabaran untuk menghadapi masalah, dan menggunakan kekuatan untuk melindungi mereka yang lemah.
Pahami Watak dan Peta Diri Anda Lebih Dalam
Ketahui secara pasti Wuku yang menaungi Anda dan bagaimana ia berinteraksi dengan Weton Anda untuk membentuk sebuah Peta Diri yang utuh.
Tentang Penulis
Wejangan ini disajikan melalui spirit Ky Tutur, pemandu bijaksana di KaweruhJawa.com. Beliau mendedikasikan diri untuk menerjemahkan kembali kearifan luhur Jawa agar dapat menjadi kompas hidup yang relevan bagi generasi modern. Pelajari lebih lanjut tentang filosofi kami.
Leave a Reply